Minggu, 16 Agustus 2015

Ditulis 04.06 oleh with 2 comments

Antologi Cerpen Asia Anjing dari Titwal

antologi cerpen

Judul buku                : Antologi Cerpen Asia Anjing dari Titwal
Penulis                      : Anton Kurnia (penerjemah dan editor)
ISBN                        : 979-96337-14-1

Penerbit                    : Jalasutra, Yogyakarta
Tahun terbit              : 2003
Jumlah halaman         : 188
Desain cover             : M. Bakkar Wibowo

Harga beli                 : Rp. 18.000,-
Beli di                       : Gramedia Malioboro Mall
Tanggal beli               : 10 Mei 2003

Nilai                          : 2,5 dari 5

Lagi-lagi buku kumcerpen. Berisi 15 cerpen ia agak berbeda sebab buku ini bukan berasal dari buku “asli” dalam suatu bahasa yang lalu diterjemahkan melainkan diedit sendiri oleh seorang editor (berdasar seleranya?) lalu diterbitkan. Kurasa itu sebabnya kumcerpen ini tidak punya judul pasti dan hanya mencomot satu cerpen di dalamnya (“Anjing dari Titwal” oleh Saadat Hasan Manto). Penerbitnya? Jalasutra Yogyakarta! Agaknya Jalasutra masih berada di awal karier sebagai penerbit yang kini mapan di bidang sosio-humaniora. Makanya untuk saat ini terasa aneh jika Jalasutra (pernah) menerbitkan buku kumcerpen model begini.

Entah, buku kumcerpen ini membayar royalti kepada para penulis yang terhitung nama papan atas atau tidak. Masih untung buku ini menyertakan keterangan tentang cerpen, dari buku mana sumbernya, dan profil singkat para penulis. Di antaranya muncul cerpen yang ditulis nama-nama besar seperti: Romesh Gunesekera (dengan cerpen “Sang Pencinta”), R.K. Narayan dari India (“Sang Pendongeng”), Yasunari Kawabata (“Buah Delima”), Saadat Hasan Manto (“Anjing dari Titwal”), Salman Rushdie (“Wawancara”), Rabindranath Tagore (“Kesetiaan”), dan Gao Xingjian (“Bayangan Kematian”).

Sayangnya cerpen-cerpen yang dihadirkan menimbulkan masalah representasi dari “keantologian Asia” itu sendiri yang dalam buku ini didominasi penulis asal India dan Jepang. Isu lainnya adalah soal penghematan halaman. Seakan editornya sengaja memilih cerpen-cerpen yang singkat demi menghemat halaman. Sekalipun terhitung tipis, harga Rp 18 ribu cukup mahal pada zamannya (2003), terlebih aku membelinya di masa SMA dengan uang saku yang tidak mencapai 5 ribu per harinya.

Cerpen favorit: Sang Veteran (F. Sionil Jose), Kamar Seorang Pelacur (Yoshiyuki Jinnosuke), Anjing dari Titwal (Saadat Hasan Manto), Sang Pendongeng (R.K. Narayan).
      edit

2 komentar: