Judul buku : Zona Aman Gorazde, Perang di Bosnia Timur 1992-1995
Penulis : Joe Sacco (diterjemahkan: Desti J. Basuki dan Ary Nilandari)
ISBN : 978-979-066-424-1
Penerbit : DAR! Mizan, Bandung
Tahun terbit : 2010
Jumlah halaman : 227
Desain cover : Kulniya Sally
Beli di : Gramedia Jl. Sudirman Yogyakarta
Harga : Rp. 9.000,- (Obral)
Tanggal beli : 17 Juli 2014
Nilai : 4 dari 5
Ini adalah komik jurnalistik karya
Joe Sacco yang pertama kali kubaca. Boleh dibilang pula bahwa komik ini tergolong
dalam komik dokumenter mengenai penelusuran kehidupan sekaligus kematian di zona kantong “aman” Gorazde Bosnia
semasa tahun 1990-an yang dikelilingi wilayah dudukan Serbia. Sebelumnya aku sempat
mendengar mengenai komik karya Sacco yang berkisah tentang Palestina, tapi belum
pernah membacanya. Lewat goresan gambarnya yang kuat nan indah Sacco membawa
aku masuk dalam salah satu konflik etnis paling buruk yang pernah terjadi pada umat
manusia yang menimpa penduduk Bosnia terutama Muslim semasa perpecahannya dari
negara-negara tetangganya bekas Yugoslavia.
salah satu cerita dalam komik |
Bagi yang tidak mengetahui
sejarah konflik Bosnia dan Serbia, Sacco dengan adilnya (di bagian awal) memaparkan
latar belakang perpecahan Yugoslavia yang sebenarnya telah disemai semenjak
Perang Dunia II. Penyatuan banyak negara dalam satu identitas Yugoslavia oleh
Joseph Broz Tito nyatanya menumbuhkan ketidakpuasan. Berangkat dari latar
belakang ini lingkaran kekerasan terjadi. Kekerasan dibalas dengan kekerasan
akibat prasangka-prasangka dan sentimen etnis dan agama. Penculikan,
penyiksaan, perkosaan, pembantaian seakan tiada ujung dan berlangsung dalam waktu
lama.
Walaupun ia berformat komik (bukan
laporan investigasi yang disertai dengan foto) dan maksudnya hendak mengisahkan
apa yang terjadi sesungguhnya, tetap saja membacanya butuh sebuah keberanian.
Komik ini bisa dibilang salah satu buku yang “sulit” untuk dibaca bukan saja
karena detail dan padatnya informasi tapi juga karena kenyataan suram yang disampaikan.
Begitu mengerikannya fakta-fakta dan rekonstruksi yang diperoleh dari orang-orang
yang selamat dari pembantaian dalam komik ini sehingga lebih layak disebut
dengan komik “horor.” Tindakan-tindakan brutal dan keji oleh manusia kepada
sesamanya dalam komik bisa membuatmu menggelengkan kepala. Hantu, setan,
zombie, vampir manapun pastilah kalah menyeramkan. Untungnya Sacco masih bisa dengan
cerdiknya menyelipkan kelucuan, kisah-kisah
manis di antara yang pahit, dan cahaya di tengah gelapnya keputusasaan warga Gorazde,
sehingga pada bagian penutup aku sebagai pembaca ikut merasakan kebahagian yang
akhirnya bisa diikmati warga Gorazde di kala perdamaian itu akhirnya datang.
0 komentar:
Posting Komentar