Judul buku : Legends of The Legends
Penulis : Dainichiro (direktur proyek)
ISBN : 978-602-96408-4-7
Penerbit : Alfabeta, Bandung
Tahun terbit : 2010
Jumlah halaman : 128
Ilustrator : Moon Eclipse Studio, Atama Studio, Giant Leap Studio, Fredy Siloy, Victor
Harga beli : Rp. 33.000,-
Beli di : Toga Mas Affandi, Yogyakarta
Tanggal beli : 6 Maret 2013
Nilai : 3,5 dari 5
Legends of the Legends
adalah kumpulan komik yang memvisualkan cerpen-cerpen karya penulis terkenal:
Leo Tolstoy, Oscar Wilde, O.Henry, Guy de Maupassant, Saki (H.H. Munro),
Charles Perrault, dan H.C. Andersen. Ada tujuh komik penuh warna dengan goresan
indah dan penggarapan serius di dalamnya. Cara seperti ini bisa menjadi pilihan
dalam menceritakan ulang cerpen-cerpen klasik yang kaya akan hikmah kepada anak-anak.
Digarap oleh ilustrator dan studio gambar asal Indonesia, komik cerpen ini jelas tak bisa dilepaskan dari interpretasi kisah sesuai kemampuan masing-masing ilustrator (baik teknik pun narasi). Nyaris tidak ada cacat berarti bagiku, apalagi pembacaan terhadap komik saling menunjang antara gambar dan cerita. Tidak ada cerita yang tersendat, jika pun ada ia termaafkan berkat gambarnya yang elok. Sayangnya memang gaya gambar dalam komik amat dipengaruhi oleh gaya manga.
Digarap oleh ilustrator dan studio gambar asal Indonesia, komik cerpen ini jelas tak bisa dilepaskan dari interpretasi kisah sesuai kemampuan masing-masing ilustrator (baik teknik pun narasi). Nyaris tidak ada cacat berarti bagiku, apalagi pembacaan terhadap komik saling menunjang antara gambar dan cerita. Tidak ada cerita yang tersendat, jika pun ada ia termaafkan berkat gambarnya yang elok. Sayangnya memang gaya gambar dalam komik amat dipengaruhi oleh gaya manga.
komik "Kalung Mathilda" |
Komik cerpen favoritku adalah “Daun
Terakhir” (O.Henry) tentang seorang pelukis tua yang mempersembahkan karya lukis
terakhirnya (sekaligus karya termegah) berupa sehelai daun yang seolah benar-benar
menempel pada dahan pohon demi menerbitkan harapan hidup seorang pelukis muda yang
tengah sakit radang paru-paru. Si pelukis tua itu sendiri akhirnya meninggal
akibat radang paru sementara si pelukis muda akhirnya selamat.
“Kalung Mathilda” (Guy de Maupassant) menceritakan seorang perempuan pesolek yang tiada pernah bersyukur dengan keadaannya. Suatu hari dia meminjam kalung mahal dari tetangganya untuk pergi ke pesta. Sayangnya kalung tersebut hilang dan ia harus berutang dan bekerja keras untuk mengembalikan kalung itu kepada pemiliknya. Ironisnya pada akhir kisah disampaikan bahwa kalung yang dipinjamnya dulu hanya kalung imitasi murahan.
Cerita favoritku lainnya adalah “Permitaan Konyol” (Charles Perrault) yang mengisahkan seorang penebang kayu yang melarat. Suatu hari ia bertemu dengan Dewa Zeus yang akan mengabulkan tiga permohonannya. Tiba di rumah ia menceritakan kepada istrinya perihal tersebut. Istrinya memintanya memikirkan masak-masak mengenai permintaan yang akan diajukan. Tanpa sengaja si suami mengucapkan ingin makan sosis. Maka muncullah sosis dari dalam periuk. Istrinya marah dan memaki suaminya. Si suami kesal dan berucap agar sosis tumbuh di hidung istrinya. Sosis pun tumbuh di hidung istrinya. Setelah hanya tinggal satu permohonan tersisa, mereka berdua setuju agar hidung istri kembali normal.
“Kalung Mathilda” (Guy de Maupassant) menceritakan seorang perempuan pesolek yang tiada pernah bersyukur dengan keadaannya. Suatu hari dia meminjam kalung mahal dari tetangganya untuk pergi ke pesta. Sayangnya kalung tersebut hilang dan ia harus berutang dan bekerja keras untuk mengembalikan kalung itu kepada pemiliknya. Ironisnya pada akhir kisah disampaikan bahwa kalung yang dipinjamnya dulu hanya kalung imitasi murahan.
Cerita favoritku lainnya adalah “Permitaan Konyol” (Charles Perrault) yang mengisahkan seorang penebang kayu yang melarat. Suatu hari ia bertemu dengan Dewa Zeus yang akan mengabulkan tiga permohonannya. Tiba di rumah ia menceritakan kepada istrinya perihal tersebut. Istrinya memintanya memikirkan masak-masak mengenai permintaan yang akan diajukan. Tanpa sengaja si suami mengucapkan ingin makan sosis. Maka muncullah sosis dari dalam periuk. Istrinya marah dan memaki suaminya. Si suami kesal dan berucap agar sosis tumbuh di hidung istrinya. Sosis pun tumbuh di hidung istrinya. Setelah hanya tinggal satu permohonan tersisa, mereka berdua setuju agar hidung istri kembali normal.
0 komentar:
Posting Komentar