Penulis : Suyono H.R.
ISBN : -
Penerbit : Balai Pustaka, Jakarta
Tahun terbit : 1975
Jumlah halaman : 51
Desain cover : Bambang Prasodjo
Desain cover : Bambang Prasodjo
Harga beli : -
Nilai : 4 dari 5
Buku ini adalah salah satu bacaanku semasa kanak-kanak. Berisi 14 cerpen singkat (rata-rata hanya 2,5 halaman) tentang kisah anak-anak desa yang dirangkai ilustrasi, buku ini jelas ditujukan buat anak-anak yang baru menemukan nikmatnya membaca.
Anak-anak diajak berimajinasi tentang kehidupan di desa. Latar lokasinya yang berkisar di padang rumput, hutan, dan sungai berair jernih membawa gambaran betapa desa itu indah, sejuk, sederhana, dan dekat dengan alam sekitar.
Buat anak kecil dari kota kecil (Singaraja, Bali) sepertiku waktu itu (sekitar 1990-an awal), buku ini adalah buku luar biasa. Gaya penulisannya padat dan ringkas, langsung ke inti masalah, dan kadang penuh kenaifan khas seorang anak kecil betul-betul membuatku merasa terikat dengan buku ini.
Banyak hal menarik dalam buku kumcerpen (yang bagiku terdengar baru), misalnya cara
berburu landak orang-orang desa dengan melempari tubuh landak yang berduri memakai
gelondongan batang pisang di cerpen “Berburu Landak.”
Di cerpen “Pengalaman dalam Perjalanan” perjalanan naik bus menuju desa ternyata bisa berlangsung seru hanya dengan mengamati polah seorang penumpang gembul yang tiada berhenti melahap panganan hingga akhirnya orang itu mabok perjalanan, atau bagaimana menegangkannya kisah penangkapan pencuri dengan jala ikan di “Tukang Jala” dan manisnya batangan tebu yang diperebutkan anak-anak desa di “Gerombolan Penyerobot Tebu.”
Di cerpen “Pengalaman dalam Perjalanan” perjalanan naik bus menuju desa ternyata bisa berlangsung seru hanya dengan mengamati polah seorang penumpang gembul yang tiada berhenti melahap panganan hingga akhirnya orang itu mabok perjalanan, atau bagaimana menegangkannya kisah penangkapan pencuri dengan jala ikan di “Tukang Jala” dan manisnya batangan tebu yang diperebutkan anak-anak desa di “Gerombolan Penyerobot Tebu.”
Pembacaan lanjut atas buku ini bisa saja memicu tafsir bahwa
ia bermaksud mempromosikan betapa nikmat dan serunya kehidupan di desa,
pesannya adalah: datang dan hiduplah di desa, tinggalkanlah kota yang sudah penuh sesak. Kesan ini bisa
didapati dengan mudah pada cerpen “Bugel...Bugel!” dan “Sebuah Rumah di Tengah
Padang,” di mana seorang anak asal kota dikisahkan datang untuk menginap di
rumah saudaranya di desa.
Tapi kesimpulan apakah buku ini ada hubungannya dengan program transmigrasi semasa Orba masih perlu digali lebih jauh—walau ada bukti ke arah sana bila menyimak rekam jejak buku-buku karya si pengarang, Suyono H.R. yang telah terbit pada sampul belakang: Membuka Daerah Baru (Pustaka Jaya) dan Bukit-Bukit Gundul (Indra Pres)—karena bisa jadi latar tempat dalam buku adalah pulau Jawa juga. Bisa jadi pula Suyono H.R. (kelahiran Yogyakarta tahun 1935) murni hanya menghadirkan ulang atau meromantisasi kehidupan(nya sendiri) di desa buat anak-anak kota.
Tapi kesimpulan apakah buku ini ada hubungannya dengan program transmigrasi semasa Orba masih perlu digali lebih jauh—walau ada bukti ke arah sana bila menyimak rekam jejak buku-buku karya si pengarang, Suyono H.R. yang telah terbit pada sampul belakang: Membuka Daerah Baru (Pustaka Jaya) dan Bukit-Bukit Gundul (Indra Pres)—karena bisa jadi latar tempat dalam buku adalah pulau Jawa juga. Bisa jadi pula Suyono H.R. (kelahiran Yogyakarta tahun 1935) murni hanya menghadirkan ulang atau meromantisasi kehidupan(nya sendiri) di desa buat anak-anak kota.
0 komentar:
Posting Komentar